Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian - bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai penutup bagian tertentu pada tubuh. Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana dengan wujud geometris yaitu segiempat atau segiempat panjang. Cara pakai ada yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.
Dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya digolongkan menjadi bentuk dasar busana, yaitu celemek panggul, ponco, tunika dan kaftan.
1. Celemek panggul
2. Ponco
Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain segiempat dan diberi lubang ditengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak dijahit.
3. Tunika
Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari kain segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki atau sampai batas panggul. Kain dilipat dua menurut panjangnya, dengan lipatan disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher dengan belahan pendek pada bagian tengah muka. Sisi -sisinya dijahit dari bawah hingga+ 25cm sebelum lipatan. Bagian yang tidk dijahit dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia peninggalan bentuk ini disebut baju bodo dan baju kurung.
4. Kaftan
Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena dibuat dari kain berbentuk segiempat. Bagian tengah muka dibuat belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju kebaya.
Tujuan berbusana pada jaman dahulu hanya sekedar menutup aurat atau rasa malu saja namun seiring berkembangnya jaman pada masa kini .
Tujuan berbusana adalah untuk
1. Memenuhi syarat adat istiadat, peradaban dan kesusilaan
2. Memenuhi syarat kesehatan
3. Memenuhi rasa keindahan
4. Menunjukan jenis profesi
5. Menutupi kekurangan dari bagian tubuh